Mengupas segala hal mengenai kelapa sawit secara tuntas

Thursday, February 19, 2009

Faktor Kritis Kelapa Sawit


Terdapat beberapa faktor kritis dari kelapa sawit. :

1.Setelah dipanen harus segara diposes / diolah di pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) karena mutunya akan menurun jika sempat menginap di lapangan (restan dan peraman).

2.Kandungan minyak (rendemen) dari mesocarp TBS tidak banyak yaitu hanya 18%-23% minyak kelapa sawit mentah/crude palm oil (CPO) dan dari inti kelapa sawit/palm kernel (PK) mengandung 4% minyak inti kelapa sawit/palm kernel oil (PKO).

3.Tandan buah segar (TBS) memiliki kandungan asam lemak bebas/fresh fatty acid (FFA) sekitar 2% pada saat panen dan akan meningkat sejalan dengan bertambahnya waktu. Kadar FFA yang tinggi akan menurunkan kualitas CPO karena akan menyebabkan bau tengik dan rasa yang tidak enak. Batas maksimal FFA sesampainya di pabrik refinery adalah 5% .

4.Kekeringan masih merupakan ancaman bagi pertumbuhan dan produktivitas tanaman kelapa sawit di beberapa wilayah.  Upaya untuk lebih memanfaatkan air hujan dengan membangun konservasi tanah – air mulai diteliti dan dilakukan.

5.Sebaliknya meningkatnya curah hujan yang tinggi juga merupakan ancaman serius bagi pertumbuhan dan produktivitas kelapa sawit yang ditanam di daerah rendahan, karena akan meneyebabkan tanaman terendam air (banjir) selama berminggu-minggu.

6.Penyakit berkaitan kelapa sawit dikaitkan dengan serangga perusak daun sawit seperti ulat bungkus dan beluncas. Ulat bungkus ataupun beluncas yang banyak akan memakan daun sawit dengan begitu hebat sekali, sehingga menyebabkan daun tinggal bagian lidinya saja. Pokok sawit akan kehilangan permukaan daun untuk melakukan proses fotosintesis bagi tujuan menghasilkan buah. Hasil akan menurun sebanyak 40% dalam waktu 2 tahun berikutnya. Aplikasi musuh alami (predator) sudah mulai dilakukan di beberapa wilayah.

7.Terbatasnya lahan yang tidak sebanding dengan laju perkembangan perkebunan kelapa sawit menyebabkan kelapa sawit ditanam di daerah gambut dan lahan kritis lainnya. Hal ini tentu akan menghambat pertumbuhan tanaman dan menurunkan produktivitas.

8.Isu perusakan lingkungan dan pemanasan global mengurangi laju perkembangan perkebunan kelapa sawit. Isu tersebut menjatuhkan pamor produk kelapa sawit sehingga mengurangi ekspor CPO (walaupun nilainya tidak signifikan).

Saturday, February 14, 2009

Profil Kelapa Sawit


Kelapa sawit termasuk tumbuhan pohon yang tingginya dapat mencapai 24 m. Mulai menghasilkan pada umur 3 tahun (belajar berbuah/buah pasir) dan 4 tahun (berbuah). Bunga dan buahnya berupa tandan, bercabang banyak. Buahnya kecil, bila masak berwarna merah kehitaman. Daging buahnya padat. Daging dan kulit buahnya mengandung minyak. Minyaknya digunakan sebagai bahan minyak goreng, mentega, minyak kering/padat untuk makanan ringan dan cepat saji, shortening, vanaspati (minyak samin), nondiary creamer, es krim, sabun, kosmetik, lilin dsb. Ampasnya dimanfaatkan untuk makanan ternak. Ampas yang disebut bungkil itu digunakan sebagai salah satu bahan pembuatan makanan ayam. Tempurungnya digunakan sebagai bahan bakar dan arang.
Daerah pengembangan tanaman kelapa sawit yang sesuai berada pada 15°LU-15°LS. Ketinggian pertanaman kelapa sawit yang ideal berkisar antara 0-500 m dpl. Kelapa sawit menghendaki curah hujan sebesar 2.000-2.500 mm/tahun. Suhu optimum untuk pertumbuhan kelapa sawit adalah 29-30 °C. Intensitas penyinaran matahari sekitar 5-7 jam/hari. Kelembaban optimum yang ideal sekitar 80-90 %. Kelapa sawit dapat tumbuh pada jenis tanah Podzolik, Latosol, Hidromorfik Kelabu, Alluvial atau Regosol. Nilai pH yang optimum adalah 5,0–5,5. Kelapa sawit menghendaki tanah yang gembur, subur, datar, berdrainase baik dan memiliki lapisan solum yang dalam tanpa lapisan padas. Kondisi topografi pertanaman kelapa sawit sebaiknya tidak lebih dari 15°.
Kelapa Sawit dapat diklasifikasikan kepada tiga jenis bentuk buah berdasarkan ketebalan tempurung, yaitu dura (tempurung tebal), tenera (tempurung tipis) dan pisifera (tiada tempurung). Buah tenera menghasilkan minyak yang lebih banyak berbanding buah dura karena perbedaan ketebalan tempurung. Pisifera adalah mandul betina, yaitu bunga betina yang sepatutnya berkembang untuk menjadi buah dan tandan akan gugur sebelum matang. Keadaan ini menyebabkan pisifera tidak mengeluarkan tandan, sebaliknya banyak mengeluarkan bunga jantan. Namun, ada juga segelintir pisifera yang subur.
Secara umum hasil dari industri kelapa sawit terdiri atas tiga macam yaitu minyak cair, padat dan gas. Minyak kelapa sawit berasal dari unit proses pengukusan (sterilisasi), proses klarifikasi dan buangan dari hidrosiklon. Pada umumnya, minyak industri kelapa sawit mengandung bahan organik yang tinggi sehingga berpotensi mencemari air tanah dan permukaan sungai dan air laut.
Kelapa sawit termasuk tumbuhan pohon yang tingginya dapat mencapai 24 m. Mulai menghasilkan pada umur 3 tahun (belajar berbuah/buah pasir) dan 4 tahun (berbuah). Bunga dan buahnya berupa tandan, bercabang banyak. Buahnya kecil, bila masak berwarna merah kehitaman. Daging buahnya padat. Daging dan kulit buahnya mengandung minyak. Minyaknya digunakan sebagai bahan minyak goreng, mentega, minyak kering/padat untuk makanan ringan dan cepat saji, shortening, vanaspati (minyak samin), nondiary creamer, es krim, sabun, kosmetik, lilin dsb. Ampasnya dimanfaatkan untuk makanan ternak. Ampas yang disebut bungkil itu digunakan sebagai salah satu bahan pembuatan makanan ayam. Tempurungnya digunakan sebagai bahan bakar dan arang.
Daerah pengembangan tanaman kelapa sawit yang sesuai berada pada 15°LU-15°LS. Ketinggian pertanaman kelapa sawit yang ideal berkisar antara 0-500 m dpl. Kelapa sawit menghendaki curah hujan sebesar 2.000-2.500 mm/tahun. Suhu optimum untuk pertumbuhan kelapa sawit adalah 29-30 °C. Intensitas penyinaran matahari sekitar 5-7 jam/hari. Kelembaban optimum yang ideal sekitar 80-90 %. Kelapa sawit dapat tumbuh pada jenis tanah Podzolik, Latosol, Hidromorfik Kelabu, Alluvial atau Regosol. Nilai pH yang optimum adalah 5,0–5,5. Kelapa sawit menghendaki tanah yang gembur, subur, datar, berdrainase baik dan memiliki lapisan solum yang dalam tanpa lapisan padas. Kondisi topografi pertanaman kelapa sawit sebaiknya tidak lebih dari 15°.
Kelapa Sawit dapat diklasifikasikan kepada tiga jenis bentuk buah berdasarkan ketebalan tempurung, yaitu dura (tempurung tebal), tenera (tempurung tipis) dan pisifera (tiada tempurung). Buah tenera menghasilkan minyak yang lebih banyak berbanding buah dura karena perbedaan ketebalan tempurung. Pisifera adalah mandul betina, yaitu bunga betina yang sepatutnya berkembang untuk menjadi buah dan tandan akan gugur sebelum matang. Keadaan ini menyebabkan pisifera tidak mengeluarkan tandan, sebaliknya banyak mengeluarkan bunga jantan. Namun, ada juga segelintir pisifera yang subur.
Secara umum hasil dari industri kelapa sawit terdiri atas tiga macam yaitu minyak cair, padat dan gas. Minyak kelapa sawit berasal dari unit proses pengukusan (sterilisasi), proses klarifikasi dan buangan dari hidrosiklon. Pada umumnya, minyak industri kelapa sawit mengandung bahan organik yang tinggi sehingga berpotensi mencemari air tanah dan permukaan sungai dan air laut.